“Ana Mafi ma’lum, something Ginih wa nusf” (saya gak tau,
pokoknya semua yang ada di situ 1 pon 50 qirs) ..ƗƗɐƗƗɐƗƗɐ.. “̮.
Begitulah kira-kira ucapan yang keluar dari mulut si penjaga warung
ketika aku bertanya; “indomie da bikam”? (Berpa harga indomie
ini). Kedengarannya lucu, aku baru dengar kalimat itu selama di Mesir.
Bahasa Arab yang kedengaran agak asing, dicmpur dengan bahsa Inggris
yang berlogat Arab, membuatku semakin penasaran, dari parasnya sih
kelihatannya dia Asli berkebangsaan Mesir, tapi gak tau juga ya. Untuk
menghilangkan rasa penasaranku aku kembali bertanya “inta Masri wala eih? (Kamu asli Mesir atau gak). Tanpa pikir panjang Ia menjawab “ana banggali” (saya orang Bangladesh). Aku sedikit tersenyum, mulutku pun spontan berucap “mus mumkin, syaklak musy zay banggali khalish” (ah, gak mungkin, rupa mu saja tidak kelihatan seperti orang bangladesh sama sekali), sambil tertawa dia bilang “la, ana masri, Masri kholish” (gak saya asli orang mesir).
Percakapan ku tak berhenti sampai disitu, aku semakin ingin tau, kenapa perkataan yang dia ucapkan diawal tadi (ana mafi ma’lum, something ginih wa nusf) kedengaran cukup asing bagiku. Aku belum pernah dengar ada orang asli sini (Mesir) berkata seperti itu, tapi aku pernah ingat kalau perkataan itu pernah ditirukan oleh salah seorang senior ku yang baru saja pulang dari tanah suci (Mekkah), “Ana mafi ma’lum, Huwa mafi ma’lum” dengan pasihnya seniorku menirukan gaya Arab Saudinya. Katanya di Mekah itu bahasanya ya seperti itu, terutama bahasa orang-orang Bangladesh yang menjadi pekerja di Saudi.
Hmmm, jadi mulai tau ni, sambil menghitung-hitung harga belanjaan aku kembali bertanya, “Abla keidah inta syughul fien? (sebelum ini kamu kerja di mana), Terus dia bilang “Ana sughul fi Qatr”. Oo,..ternyata dia pernah kerja di Qatar sebagai kuli bangunan atau ‘umal (Pekerja) tepatnya bersma pekerj-pekerja dari Bangladesh juga, pantesan diawal-awal dia ngakunya orang Bangladesh, kalau kerja sama orang indonesia mungkin ngakunya juga Indo kali yah..ƗƗɐƗƗɐƗƗɐ.. “̮. “Kam dul? (O ya, Berapa harga semua belanjaan saya), “Tis’a ginih wa nusf” (9 pond 50 qirs), sambil bayar belanjaan, dia kembali bertanya “Inta madrasah hena?” ( kamu sekolah di sini). ƗƗɐƗƗɐƗƗɐ.. “̮ .. Lgi-lagi pertanyaan Ώyå bikin aku terpaksa tertawa, mungkin teman-teman yang tau tentang bahsa arab juga akan senyum-senyum sendiri ketika ada seseorng bertanya, apalagi dia adalah orang Arab, kemudian bertanya seperti ini “inta madrasah fien” , tau kenpa??? Kata-kata “madrasah” Ώyå tu lho yang bikin aku tertawa.
Sebenarnya dia ingin bertanya “kamu sekolah di sini ya? Tapi yang kita tau kan kata “Madarasah” tu untuk nama tempat artinya “sekolahan” atau yang tergambar difikiran kita adalah “bangunan sekolah” tempat siswa/i belajar, tapi ternyata disini mufradat/kosa kata “madrasah” bisa berarti pekerjaan atau perbuatan juga sob, jadi maksudnya adalah sekolah atau studi, belajar dan sejenisnya lah. Heheh….
Hem, ya begitulah “muhadastah” (percakapan) dengan bule Arab, yang penting dia faham aku faham, jdi gak perlu smpe pake bahsa isyarat. ƗƗɐƗƗɐƗƗɐ.. “̮ .. O ya, akhirnya pertanyaannya pun ku jawab, “Ana adrus hena fi Game’ah Al-Azhar”(Saya studi di Al-Azhar University). Satu lgi, sebelum aku beranjak pergi meninggalkan warung tersebut, Ia memberikan bonus permen sebagai hadiah for me, katanya senang bisa bicara dengan orang Indonesia ehm,..ehm,.ya iyalah Indonesia gitu lho..ƗƗɐƗƗɐƗƗɐ.. “̮ ..
Ya demikianlah cerita pagiku di kota pusat peradaban ini (Mesir). Akupun pulang sambil senyum-senyum dan mempraktekan gaya bahasa yang barusan saja kudapatkan di warung tadi, “Ana mafi ma’lum something ginih wa nusf” ƗƗɐƗƗɐƗƗɐ.. “̮ ..jadi ingat bahasa waktu di pondok pesantren dulu, “lughoh Fasad” hehe,..ternyata bahasa-bahasa pondok ada juga di sini, kawan jangn khawatir bahasa Arab tak sesulit yang kita bayangkan asalkan kita mau belajar. hehe
#Bagiku terlalu sayang melewatkn moment-moment unik dikota ini, seperti hilangnya debu yang tertiup angin tanpa ada bekas, minimal kejadian itu dapat aku tulis atau aku rekam sebagai bukti sejarah bahwa aku pernah berada di bumi para Nabi ini. ƗƗɐƗƗɐƗƗɐ.. “̮ . Thanks yah yang udah baca..hehe…
Salam ukhuwahku Novri NS dari kota Kairo
Percakapan ku tak berhenti sampai disitu, aku semakin ingin tau, kenapa perkataan yang dia ucapkan diawal tadi (ana mafi ma’lum, something ginih wa nusf) kedengaran cukup asing bagiku. Aku belum pernah dengar ada orang asli sini (Mesir) berkata seperti itu, tapi aku pernah ingat kalau perkataan itu pernah ditirukan oleh salah seorang senior ku yang baru saja pulang dari tanah suci (Mekkah), “Ana mafi ma’lum, Huwa mafi ma’lum” dengan pasihnya seniorku menirukan gaya Arab Saudinya. Katanya di Mekah itu bahasanya ya seperti itu, terutama bahasa orang-orang Bangladesh yang menjadi pekerja di Saudi.
Hmmm, jadi mulai tau ni, sambil menghitung-hitung harga belanjaan aku kembali bertanya, “Abla keidah inta syughul fien? (sebelum ini kamu kerja di mana), Terus dia bilang “Ana sughul fi Qatr”. Oo,..ternyata dia pernah kerja di Qatar sebagai kuli bangunan atau ‘umal (Pekerja) tepatnya bersma pekerj-pekerja dari Bangladesh juga, pantesan diawal-awal dia ngakunya orang Bangladesh, kalau kerja sama orang indonesia mungkin ngakunya juga Indo kali yah..ƗƗɐƗƗɐƗƗɐ.. “̮. “Kam dul? (O ya, Berapa harga semua belanjaan saya), “Tis’a ginih wa nusf” (9 pond 50 qirs), sambil bayar belanjaan, dia kembali bertanya “Inta madrasah hena?” ( kamu sekolah di sini). ƗƗɐƗƗɐƗƗɐ.. “̮ .. Lgi-lagi pertanyaan Ώyå bikin aku terpaksa tertawa, mungkin teman-teman yang tau tentang bahsa arab juga akan senyum-senyum sendiri ketika ada seseorng bertanya, apalagi dia adalah orang Arab, kemudian bertanya seperti ini “inta madrasah fien” , tau kenpa??? Kata-kata “madrasah” Ώyå tu lho yang bikin aku tertawa.
Sebenarnya dia ingin bertanya “kamu sekolah di sini ya? Tapi yang kita tau kan kata “Madarasah” tu untuk nama tempat artinya “sekolahan” atau yang tergambar difikiran kita adalah “bangunan sekolah” tempat siswa/i belajar, tapi ternyata disini mufradat/kosa kata “madrasah” bisa berarti pekerjaan atau perbuatan juga sob, jadi maksudnya adalah sekolah atau studi, belajar dan sejenisnya lah. Heheh….
Hem, ya begitulah “muhadastah” (percakapan) dengan bule Arab, yang penting dia faham aku faham, jdi gak perlu smpe pake bahsa isyarat. ƗƗɐƗƗɐƗƗɐ.. “̮ .. O ya, akhirnya pertanyaannya pun ku jawab, “Ana adrus hena fi Game’ah Al-Azhar”(Saya studi di Al-Azhar University). Satu lgi, sebelum aku beranjak pergi meninggalkan warung tersebut, Ia memberikan bonus permen sebagai hadiah for me, katanya senang bisa bicara dengan orang Indonesia ehm,..ehm,.ya iyalah Indonesia gitu lho..ƗƗɐƗƗɐƗƗɐ.. “̮ ..
Ya demikianlah cerita pagiku di kota pusat peradaban ini (Mesir). Akupun pulang sambil senyum-senyum dan mempraktekan gaya bahasa yang barusan saja kudapatkan di warung tadi, “Ana mafi ma’lum something ginih wa nusf” ƗƗɐƗƗɐƗƗɐ.. “̮ ..jadi ingat bahasa waktu di pondok pesantren dulu, “lughoh Fasad” hehe,..ternyata bahasa-bahasa pondok ada juga di sini, kawan jangn khawatir bahasa Arab tak sesulit yang kita bayangkan asalkan kita mau belajar. hehe
#Bagiku terlalu sayang melewatkn moment-moment unik dikota ini, seperti hilangnya debu yang tertiup angin tanpa ada bekas, minimal kejadian itu dapat aku tulis atau aku rekam sebagai bukti sejarah bahwa aku pernah berada di bumi para Nabi ini. ƗƗɐƗƗɐƗƗɐ.. “̮ . Thanks yah yang udah baca..hehe…
Salam ukhuwahku Novri NS dari kota Kairo
Ini salah satu warung pinggir jalan di Mesir, biasanya orang sini bilang "Baalah", tapi bukan ini warung yang aku ceritakan itu. hehe |
0 komentar:
Posting Komentar