Hati dag dig dug der saat menunggu peluit terakhir dari wasit asal Nigeria itu. Berharap keunggulan skor 2-1 atas Minang tetap bertahan sampai peluit panjang wasit berbunyi mengakhiri pertandingan, sehingga tim kebanggaan kami LKFC (Lancang Kuning) tampil sebagai juara. Itulah harapan dan do'a kami di final Sumatra Cup kemarin.
Ya, tampil sebagai juara adalah harga mati yang harus kami tebus setelah hampir 10 tahun kami menantikan sejarah emas itu terukir kembali.
Priiittt...priiittt...priiitt...peluit panjang berbunyi tanda pertandingan usai. "Alhamdulillah....hu,,hu,,hu,,hore,,hore,,,"sorak sorai gembira dari para pemain dan penonton. Terlihat suporter LKFC (Askar theKing) yang spontan menyerbu masuk ke dalam lapangan menyambut tim kesayangnya yang tampil sebagai juara, akhirnya do'a, harapan dan perjuangan panjang tu terwujud di tahun ini, 2013 menjadi tahun keemasan, kami mampu mengukir sejarah gemilang di tanah Qatameyya.
Saksi sejarah.
Namanya Aldi. Tampan, gokil, keren, kocak,..he he.. Suporter Fanatik, sekaligus saksi sejarah keemasan LKFC di ajang bergengsi itu menuturkan kisahnya di markas LKFC H-9 Madinat Nasr. "Dari awal sumatra Cup diadakan aku sudah punya firasat (bukan khurafat lho ya, he he ) bahwa tim Tangguh kami akan menjadi juara dan memukau stadiun Qatameya pada final nanti. Firasat itu aku kemas menjadi do'a. Tidak hanya itu, aku dan teman-teman hadir untuk memberikan dukungan dengan teriakan-teriakan yang mengobarkan semangat para pemain.
Terbukti, para pemain yang berskil, tim yang hebat dan ditambah lagi dengan suporter yang dahsyat, selalu tampil memukau dan menang di setiap perhelatan. Ketika final akan berlangsung dukungan dan suporter dari LKFC semakin antusias. Kami sudah mempersiapkan semua rencana dengan baik untuk menggoncang stadiun Qatameya, tapi ketika di lapangan, kami tidak pernah menyangka bahwa suporter tim lawan lebih siap dan unggul dengan segala atribut yang mereka gunakan, namun semua itu sama sekali tak menyurutkan semangat kami untuk tetap mendukung tim kesayangan kami tu.
Jalannya pertandingan
Peluit awal berbunyi, pertandingan babak pertama pun dimulai. Para pemain mulai memperlihatkan skil Ώyå masing-masing, Aku dan para askar theking (Suporter LKFC) mulai meneriakan yel-yel memberikan semangat kepada tim jagoan kami. Ini lah beberapa yel-yel yang kami lagukan:
"LKFC di dadaku, LKFC kebanggaanku, hari ini aku yakin pasti menang"
"LKFC siapa yang punya, LKFC siapa yg punya, yang punya kita semua".
"LKFC,...LKFC...LKFC baju kuning, KSMR,,KSMR...KSMR mendukungmu" (sambil menirukan nada lagu iwak peyek).hehe...
" Ajay...Ajay..Ajay...pahlawan LKFC, Ajay...Ajay..Ajay..pahlawan LKFC".
"Go..Go..Go..ayo LKFC,..Go..Go..Go..ayo kita menang."
Masih banyk lagi yel-yel yang kami teriakan yang tak bisa kami tuliskan di cerita singkat ini. Sebagian suporter yang lain juga terlihat mengibarkan sepanduk dari kertas yang bertuliskan "LKFC selalu di hati.LKFC di dadaku, LKFC kebanggaanku. Love u full Om kapten Sugie. Askar TheKing, Budak melayu mendukungmu LKFC", dan masih banyak lagi yang lainnya. Ini semua kami lakukan bukti kecintaan kami kepda tim hebat itu.
Permainan di lapangan terus berlanjut, si kulit bundar menjadi rebutan para pemain untuk dimasukan ke gawang lawan. Terlihat beberpa kali peluang pemain LKFC di menit-menit awal gagal menembus gawang Minang saiyo, sampai akhirnya jelang paruh babak pertama Bg Seif (pemain handal berpengalaman) LKFC berhasil membobol gawang lawan, merubah skor menjadi 1-0, teriakan suporter bergemuruh di stadiun Qatameya.
Usaha untuk membobol gawan lawan masih terus berlanjut, hingga akhirnya selang beberpa menit setelah gol pertama, LKFC kembali membobol gawang lawan melalui pemain muda Chairudin Aje yang sekaligus gol tu menjadikan dirinya tampil sebagai top scorer di ajang sumatra Cup tahun ini, skor berubah menjadi 2-0.
Menjelang akhir pertandingan babak pertama, permainan pun mulai memanas. Diawali dari beberpa keputusan kontroversial oleh wasit tengah. Salah satunya, kartu kuning yang diberikan wasit atas pelanggaran yang dilakukan oleh salah seorang pemain bawah Minang saiyo yang sengaja menahan bola dengn tangannya, yang seharusnya pantas dihadiahkan kartu merah. Hal ini memancing emosi dari salah seorang pemain LKFC bg Udin, yang akhirnya dia juga dikenakan kartu kuning atas expresinya yang kurang berkenan di hati wasit. Hakam meniup peluit panjang dan babak pertamapun usai.
Babak kedua.
Pertandingan semakin seru. Minang saiyo yang tertinggal 2 angka dari tim kami (LKFC) ngotot untuk terus melakukan gebrakan mengejar ketertinggalnnya, sementara skuad LKFC binaan Nasir Uma (pelatih asal Thailand) itu juga ingin menambah gol atau minimal mempertahankan kedudukan sampai akahir pertandingan. Terlihat beberpa peluang dari Minang yang mengarah ke gawang LKFC namun masih bisa diselamatkan oleh kiper berpostur tinggi Amal Fathullah. Sampai akhirnya di pertengahan babak kedua, tendangan penjuru dari Minang berhasil membobol gawang LKFC, skor pun berubah menjadi 2-1.
Perubahan kedudukan ini membuat para pemain khawatir, dan kami suporter pun merasakn hal yang sama seprti mereka rasakan. Suaraku sudah mulai habis, hanya tinggal beberpa power saja, sudah tidak terdengar lantang lagi, tapi kami tidak mau membuat para pemain putus asa, beberapa temanku yang lain kembali berteriak, "Ayoo..Ayoo..kita masih bisa, kita masih bisa,...go..go..go...LKFC berjaya". Mendengar teriakan yang penuh dengan semangat itu, para pemain kembali bangkit, berjuang sekuat tenaga hingga waktu babak kedua pun berakhir.
"Prittttt...pritttt...prittt...peluit panjang berbunyi..."Alhamdulilllahhhhhhh...akhirnya setelah hampir 10 tahun menanti, sekarang kita bisa meraih gelar juara kembali. Sorak sorai gembira, bergemuruh di stadiun Qatameyya, hari itu benar-benar menjadi hari yang paling membanggakan dan menggembirakan bagi kami (Tim LKFC, Suporter, dan KSMR). Tanpa kusadari Aku seperti berada di bukit jalil (stadiun Malysia) yang sedang menyaksikan kemenangan Indonesia dikandang Malaysia. "̮heheheheh.....Kami bangga, setelah penantian panjang akhirnya kami tampil sebagai pemenang.
*Sebenarnya masih sangat panjang cerita kemenangan ini, tapi aku hanya ingin menukilkan sedikit saja dari rasa bangga kami sebagai anak Riau di tanah Anbiya (tim LKFC, Suporter, KSMR). Kami bangga jadi anak Riau, Kalau bukan kita siapa lagi...bravo LKFC, KSMR berjaye.
#Masih dalam suasana kemenangan...hehehe
Cairo 31 Maret 2013
Oleh: Bung Aldi (Suporter Fanatik LKFC)