Cinta Rasul

Cinta Rasul

Senin, 28 Oktober 2013

Tidak Perlu Sumpah-Sumpahan

(Untuk saat ini) Tidak perlu "sumpah-sumpahan" jika tidak mampu merealisasikan sumpah tersebut dengan baik. Hanya akan menambah luka "ibu pertiwi" jika sumpah hanya jadi semboyan dan permainan. Bersumpah lah atas nama Tuahn (Allah) kalian, dengan hati yang tulus ikhlas untuk mengamalkan sumpah tersebut. Saya kira untuk menjadi negarawan yang baik (saat ini) tidak perlu sumpah, tapi lebih kepada bukti kongkrit untuk bangsa ini. He he he

Tapi bagaimanapun juga kita patut mengapresiasi sejarah "Sumpah pemuda" yang terbentuk pada 28 April 1928 lalu, karena ikrar persatuan itu mampu membakar semangat juang pemuda-pemudi indonesia, sehingga mampu keluar dari tembok-tembok perpecahan, dan pengkotak-kotakan, lepas dari sifat fanatisme daerah, ras, suku dan lain sebagainya. Sejarah "sumpah pemuda" menjadil simbol, bahwa pemuda berada di garda depan perjuangan bangsa ( Itu dulu ), Sekarang??, atau sejarah hanya sebagai lukisan yang cuma dikenang melalui kertas-kertas dan lembaran-lembaran tulisan..?? 

Orang yang berakal (cerdas) adalah mereka yang bisa mengambil I'tibar (pelajaran/hikmah) dari apa yang sudah terjadi. Dan Alquran menguatkan hal tersebut dengan kalimat yang hampir selalu diulang-ulang di dalamnya "Fa'tabiru ya ulil absar", "Fa'tabiru ya Ulil albab". Tidak hanya sampai di situ, tapi mereka juga mampu membuat masa depan menjadi lebih baik. Dalam hal ini Allah juga sudah menukilkan di dalam Alquran."Wal tanzur nafsun ma qaddamt ligad". 

Oleh karena itu, jika benar kita orang-orang yan cerdas mari ambil I'tibar kemudian jadikan hari sok lebih baik dari hari sekarang dan masa lalu. Jadi moment "sumpah pemuda" tidak pas jika dirayakn dengan hal-hal yang justru merusak karakter bangsa. Festival band, stand Up comedy, dan sejnisnya, semua itu sama sekali tidak akan membangun bangsa menjadi lebih baik... he he he .. (Sory buat yang suka nge-band dn stand Up comedy)

Justru karakter bangsa menjadi lebih baik jika pemuda memberikan sumbangsih nyata dalam bentuk perubahan moral, akhlak, dan kecerdasan individual. Yang perlu diingat bahwa "ibu pertiwi" bukan negara "lawakan", bukan negara "nyanyian" yang menina bobokan kita dari hal-hal sekitar (acuh tak acuh terhadp permasalahn bangsa) Kita adalah negara timur yang katanya "beretika, berakhlak dan santun". [bener gak sih..??] he eh...

Nah pemulihan dan perbaikan moral/ ahklak kepribadian seseorang tentu dibangun dengn jalan yang bermoral dan berakhlak juga. Cara yang tepat untuk itu adalah memperkokoh keyakinan (iman) dan meningkatkan kecerdasan individual (pendidikan/ilmu). Dua hal ini harus sejalan dan berdampingan, dan inilah yang akan menentukan seorang pemuda tersebut memiliki nilai tinggi atau tidak sehingga mampu membawa perubahan bagi sekitarnya. Memperbaiki hubungan Vertikal dengan pemilik masa (Allah/Tuhan) kemudian baru memperbaiki hubungn Horizontal, hubungan antar sesama manusia. 

Tulisan sederhana ini tentu tidak sedikitpun ingin mengurangi rasa hormat saya terhadap sejarah "Sumpah pemuda", atau mematahkan semangat pemuda sekarang, Saya hanya ingin mengajak teman-teman sekalian untuk berfikir ulang, tentang masa depan bangsa, dan semua itu  bermula dari diri kita, karena masa depan kita (pemuda) adalah masa depan bangsa. jika anda ingin merubah bangsa ini menjadi lebih baik, terlebih dahulu anda harus merubah diri anda menjadi lebih baik. ... [salam persatuan]

Perubahan besar itu bermula dari lingkaran-lingkaran kecil, tatkala Rasulullah Saw berhijrah ke Medinah bersama Abu Bakar R.a, saat itu beliau sempat berdiam di Gua Tsur yang sempit saat dikejar-kejar oleh kufar Qurays. Tadabbur yang dapat kita ambil adalah bahwa sebuah perubahan besar biasanya bermula dari sesuatu yang sangat kecil dan sempit dalam pandangan manusia, tapi bisa jadi besar dalam pandangan Allah.Seharusnya begitu juga sikap kita dalam menyikapi hidup, keimanan dan optimisme adalah bahan bakar seorang pejuang,lebih khusus lagi buat buat seorang pemimpin [Ust. Joko Sumaryono]

Syafni Agmal
Istana Riau, 28 Oktober 2013

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More