Cinta Rasul

Cinta Rasul

Selasa, 13 November 2012

Mereka Telah Membuktikannya, Bagaimana Dengan Anda?


Mengawali tulisan sederhana ini, saya ingin menukilkan ayat Allah SWT dalam surah Al mujadilah ayat 11 “Yarfa’illȃhulladzȋnaȃmanu minkum walladzȋna ȗtul ilma darajȃt”  Artinya: Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat.  Ayat ini menjelaskan tentang salah satu dari sekian banyak keutamaan ilmu pengetahuan. Rasulullah SAW juga bersabda “Man salaka tarȋkan yabtaghȋ fȋhi ilman, sahhalallahu lahu tarȋqan ilal jannah” barang siapa yang berjalan untuk menuntut ilmu, maka Allah mudahkan baginya jalan menuju syurga. Keutamaan ilmu ini juga dipertegas oleh Imam ‘Ali karamallah wajhah“Al ilmu khairun minal mȃl, al ‘ilmu yahrusuka wa anta tahrusul mȃl” ilmu itu lebih baik dari pada harta, ilmu akan menjaga mu sedangkan harta, kamu yang akan menjaganya.

Berbicara tentang keutamaan ilmu memang tidak akan pernah ada habisnya. Sejuta keutamaannya, membuat manusia menjadi “gila” (gila-gilaan untuk mendapatkannya). Melakukan sesuatu yang menurut akal sehat kita tidak mampu untuk dilakukan. Banyak bukti yang merekam perjalanan hidup mereka, salah satunya adalah kitab “Safahȃt min sabril ulamȃ”. Dalam kitab tersebut kita bisa mengetahui bagaimana sejarah mengukir kisah emas para pendahulu-pendahulu kita (para ulama) dalam mencari ilmu. Keutamaan dan kemuliaan ilmu membius kelemahan menjadi kekuatan besar, menghancurkan segala bentuk keterbatasan, meluluhkan puing-puing kemalasan dan membangkitkan semangat perjuangan. 

Berlandaskan firman Allah SWT  “Innamȃ yakhsallȃha min ‘ibȃdihi ‘al ulamȃ” (QS; Fathir, 28)  mari kita belajar dari beberapa figur ulama yang pernah diukir oleh beberpa kitab sejarah. Syeikh Ya’kub bin Safyan al fursi, adalah satu dari sekian banyak ulama yang namanya ikut diabadikan oleh sejarah. Dalam sebuah riwayat, ulama yang berasal dari negeri Persia ini pernah menetap di sebuah daerah selama 30 tahun untuk menuntut ilmu, dan dalam keadaan miskin. Bahkan saking lamanya beliau menuntut ilmu, beliau harus kehilangan penglihatannya.

Demikian juga halnya dengan imam Ahmad bin Hambal, beliau mulai giat mencari ilmu sejak usia remaja ± 16 tahun. Kemudian beliau pernah menjelajah 4 negara dalam “rihlatul ilminya”, disamping itu juga, beliau menunaikan ibadah haji sebanyak 5 kali dan 3 kali  dilakukan dengan berjalan kaki. Ingat..!! yang perlu dicatat adalah semua yang mereka lakukan pada masa itu dalam kondisi serba keterbatasan, baik keterbatasan dalam komunikasi terlebih lagi dalam hal transportasi, namun mereka tetap bisa melakukannya.

Mungkin kita akan bertanya-tanya, kok bisa ya..?? bagaimna caranya..?? sekali lagi jangan samakan pola fikir awam kita dengan mereka (orang-orang berilmu), karena jelas tidak akan sama, hal ini telah Allah paparkan melalui firmanNya dalam surah Az-Zumar ayat 9, “Hal yastawilladzȋna ya’lamȗna walladzȋna la ya’lamȗn” apakan sama antara orang yang berilmu dengan orang yang tidak berilmu? Jawabannya sudah jelas, tidak akan sama. Bagi kita mungkin mustahil untuk melakukan hal-hal tersebut, tapi percaya atau tidak, yang jelas mereka sudah membuktikannya.

Sekarang bagaimana dengan kita..?? Mampukah kita melakukan apa yang telah mereka lakukan..?? atau kita hanya setia menjadi pembaca sejarah tanpa mengambil tindakan untuk melakukan perubahan..?? jawaban itu sudah ada pada diri kita masing-masing.

Jika kita ingin menjadi orang-orang yang luar biasa seperti mereka, maka harga matinya adalah kita harus melakukan hal-hal yang luar biasa juga. Modal utamanya adalah "Niat" dan “kesungguhan”. Sungguh-sungguh dalam mencari ilmu dan sungguh-sungguh untuk bersabar dalam menghadapi segala cobaan. Kesuksesan itu hanya milik orang-orang yang peduli dan sabar terhadap sebuah proses.  

Vince lombardi  pernah mengatakan “Harga dari kesuksesan adalah kerja keras. Dedikasi terhadap pekerjaan akan menentukan apakah kita ingin menang atau kalah”.  Sekarang bukan waktunya untuk berdiam diri lagi, di tengah hiruk pikuk dunia yang semakin tak tentu arah ini, kita harus mengambil kendali dengan melakukan hal-hal besar yang dapat mengantarkan umat ke gerbang kejayaan.  Wallȃhua’lam bis-shawȃb


Nb: Sumber dari kitab "Safhat min sabril ulama" , kitab "Mughnil muhtaj" dan  buku "Dahsyatnya inspirasi kata-kata bijak warisan tokoh-tokoh top dunia" (Iwan Setiawan).



Syafni Agmal (Novri)
Menanti mentari pagi, 3 November 2012
Istana Riau-Mesir, Nasr City Cairo

Sabtu, 20 Oktober 2012

Coffee Morning Jilid 2

Alhamdulillahirrabbil ‘alamin, segala puji hanya bagi Allah SWT, Tuhan semesta Alam yang selalu melimpahkan nikmat kepada kita, sehingga kita dapat melaksanakan rutinitas sebagai hamba Allah di bumiNya yang luas ini. Shalawat dan salam senantiasa tercurah buat baginda Alam, nabi akhir zaman,Qudwah dan tauladan ummat, Nabi Muhammad SAW, Allahumma shalli ‘ala sayyidina Muhammad wa ‘ala ali Muhammad”. Cintanya yang begitu dalam terbukti melalui perjuangan, pengorbanan, dan kepedulian beliau kepada umatnya. Sukses dalam waktu kurang lebih 23 tahun membawa risalah kebenaran, mengantarkan islam menjadi agama yang terdepan.

Alhamdulillah, acara “Coffee Morning KSMR” ke-2 yang kita adakan pada hari Jum’at tangal 19 Oktober 2012, pukul 8.30 WK, berjalan dengan lancar dan sangat antusias, karena dihadiri oleh ketua MUI Provinsi Kepulauan Riau, bapak Tengku H. Azhari Abbas. Acara yang bertema Coffee Morning dan Ramah Tamah Bersama Ketua MUI Prov. Kepri Tengku Azhari abbas ini, dimoderatori oleh saudara Novrinaldi.S.

Acara semakin khidmat saat pak Tengku berbagi  pencerahan dan pengalaman dihadapan mahasiswa Riau-Kepri di Mesir. Ada beberapa maklumat yang beliau sampaikan, diantaranya, "Bahwa kita hidup di dunia ini tentu memiliki prinsip, prinsip dasar kita sebagai seorang muslim adalah bahagia di dunia dan di akhirat, ini yang telah Allah sampaiakn dalam firmanNya “Rabbana atina fid dunya hasanah wa fil akhirati hasanah waqina ‘azdabannar” (Al-Baqarah; 201) dan ayat ini juga sering menjadi kalimat penutup di setiap akhir do’a kita. Dari prinsip dasar ini kemudian kita dapat memperluas makna yang terkandung didalamnya. Untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat kita dapat menempuh berbagai cara yang telah digariskan dan diridhai oleh Allah SWT". 

Pembicaraan pagi itu kita fokuskan untuk membahas komitmen dakwah di daerah kita. "Kepulauan Riau dan Riau merupakan daerah yang memiliki latar belakang yang tidak jauh berbeda, bahkan bisa dibilang sama, karena dulu Kepri dan Riau adalah satau Provinsi yang beribu kota di Pekanbaru. Sekarang Kepri dan Riau dianggap sebagai kota industri, dengan demikian keberadaan kedua provinsi ini menjadi “gula-gula” pemanis bagi yang lain, sehingga tidak heran, dengan daya tarik yang begitu kuat banyak para investor ataupun masyarakat luar berbondong-bondong mendarat di provinsi tersebut. Kedatangan mereka tentu memberikan pengaruh yang sangat besar kepada kita, baik yang bersifat positif terlebih lagi yang bersifat negatif.

Kita tentu tidak menginginkan hal negatif dapat tumbuh dan berkembang di daerah kita, untuk mengatasi hal tersebut, tugas kita sebagai mahasiswa agama adalah mempersiapkan diri dengan semaksimal mungkin di negeri para nabi ini sebelum kita kembali ke tanah air. Ini menjadi PR bagi kita bersama, bagaimna kita bisa menjawab ribuan pertanyaan yang akan dilayangkan oleh masyarakat nantinya?  Kemudian, bagaimna kita masuk dan merubah stigma negatif yang berkembang di tengah masyarakat? bagaimna kita meluruskan dan mengarahkan masyarkat ke jalur yang tepat dan benar? Ini semua harus kita persiapkan dari sekarang, karena tugas kita ketika kembali nanti tidak lain adalah sebagi da’i, penyeru kepada kebaikan. 

Untuk menangani hal tersebut, ada pesan sederhana yang sangat bermakna yang telah Allah paparkan melalui  firmanNya dalam surah Maryam ayat 12-14. pesan pertama; Di awal ayat 12, seolah Allah SWT memerintahkan kita untuk menjadi seorang yang kutu buku (Rajin membaca). Dalam surah lain tepatnya pada surah Al-Alaq  Allah berfirman, “Iqra” bacalah !.  Ayat yang pertama kali turun adalah perintah untuk membaca. Ini menandakan bahwa untuk mendaptkan ilmu kita harus banyak membaca dan belajr. Bagaimana seseorang bisa berwawasan luas, jika ia tidak banyak membaca.  

Kedua, pesan yang terdapat dalam kandungan surah Maryam adalah; Menagajarkan kita arti sebuah ketekunan (Ulet, rajin dan sungguh-sungguh). Mayoritas kita adalah mahasiswa (status elit dalam strata sosial). Sebagai seorang Thalibul ‘ilmi kesungguhan harus menjadi modal utama,  karena dengan ksungguhan tersebut akan melahirkan keberhasilan. Sejauh mana kesungguhan seseorang dalam berusaha, maka hasilnya juga insya Allah sebanding dengan kesungguhannya. Perjalanan (menuntut ilmu) yang kita lakukan sekarang adalah bukti dari keseriusan dan kesungguhan kita untuk mendalami agama Allah, maka kesungguhan itu seharusnya lebih dioptimalkan lagi dengan cara; tidak menyia-nyiakan waktu dan kesempatan yang ada selama berada di negeri para nabi ini (Mesir), sehingga ketika kita kembali ke tanah air nanti, kita benar–benar siap dengan seluruh kemampuan yang sudah kita miliki.

Selanjutnya, pesan yang ketiga adalah; Mengajarkan kita untuk menjadi orang yang berilmu. 2 kriteria diatas menjadi faktor terpenting dalam keilmuan seseorang. Ilmu tidak akan didaptkan tanpa  dipelajari (membaca, menjadi kutu buku) dan ditekuni. Keduanya tidak bisa dipisahkan. Kapabelitas seseoarang akan terlihat dari kemampuan dan keilmuannya, demikian juga dengan harkat dan martabatnya. Dengan Ilmu harkat dan martabat seseorang menjadi mulia baik dimata manusia terlebih lagi di sisi Allah SWT. Itu sebabnya sangat jauh berbeda antara orang yang tidak berilmu dengan orang yang berilmu, karena dengan ilmu lah kita dapat mengetahui antara yang benar dan yang salah, demikian juga sebaliknya, kebodohan dapat membawa kepada kesesatan. Pertanyaannya sekarang adalah, sudah seberapa dalam dan tajam keilmuan kita..?? jika para da’i yang bertugas menyampaikan agama ini tidak memiliki keilmuan yang mapan, kira-kira apa yang akan terjadi dengan umat ini (Islam)..??  saya yakin anda semua bisa menjawabnya sendiri.

Keempat; Memberikan pesan kepada kita untuk bersikap “santun”. Bagaimana seorang da’i bersikap  santun dalam menyampaikan ilmunya. Inilah dakwah, semestinya da’i dapat menjadi pencerah bagi masyarakat bukan justru meresahkan masyarakat. Fenomena seprti ini mungkin sering terjadi di daerah kita, tak jarang sebagian da’i dengan tujuan yang benar justru berujung fatal, karena salah jalan/ metode dalam menyampaikannya.  Tugas menyampaikan kabar gembira (risalah Rasulullah saw) tentu harus disampaikn dengan cara yang menggembirakan pula sehingga dapat diterima oleh masyarakat dan khalayak ramai.

Yang kelima; Berhati dan berjiwa “Bersih” (suci). Islam adalah agama yang memiliki alat pembersih, karena setiap manuisa lahir dalam keadaan suci (Islam), maka orangtuanya lah yang akan menentukan anak tersebut menjadi nasrani atau majusi. Ajaran islam adalah ajaran yang diformat secara sempurna untuk menata kehidupan umat. Untuk mensucikan jiwa, islam mendidik kita melalui shalat, “Innas shalata tanha ‘anil fahsyai wal munkar” shalat dapat mencegah perbuatan keji dan mungkar.  Islam mengajarkan kita berpuasa untuk membersihkan hati dan jasmani, islam juga mendidik kita untuk menunaikan zakat sebagai bentuk pembersihan dan pensucian diri, dan masih banyak lagi cara lain yang dapat membersihkan hati dan jiwa kita. 

Kemudian pesan yang keenam dari kandungan surah Maryam adalah; Mendidik kita untuk “Birrul walidain” berbuat baik kepada kedua orang tua. Ini sudah menjadi sebuah kelaziman bagi kita untuk berbuat baik kepada kedua orang tua. Sebagai bentuk dari birrul walidain kita adalah menjadi putra putrinya  yang shaleh dan shalihah, patuh dan taat kepada mereka. Kedudukan anak yang shaleh ini dapat menjadi ladang amal bagi orang tua diakhirat kelak, sebagaimana yang telah dijelaskan dalam hadist Rasulullah SAW, 3 amalan manusia yang tidak akan terputus sampai hari akhir nanti, diantaranya adalah “waladun shalihun yad’u lahu” anak yang shaleh yang selalu mendo’akan orang tuanya. 

Dan yang ketujuh (terakhir) adalah; “wa lam yakun jabbaran ‘asiyya” jangan menjadi hamba yang angkuh (takbbur/ sombong). Sombong bukan pakaian makhluk yang lemah seprti kita. Kemahabesaran Allah menutupi segala kekuasaan dan kekuatan manusia, tidak ada yang lebih darinya. Bersikaplah seperti biasa saja, walaupun orang tau anda adalah kaum terpelajar lulusan Al-Azhar. Pengabdian kepada ummat tidak dilihat dari mana titel yang anda dapatkan, tapi sejauh mana anda bermanfaat untuk mereka, untuk itu tidak ada yang perlu dibanggakan dengan gelar, kedudukan, harta dan jabatan, karena semua hanya pemberian dan titipan yang harus disyukuri dan dijaga dengan sebaik-baiknya. Jika sifat takbbur sudah melekat pada diri manusia maka sungguh ia termasuk kepada golongan orang-orang yang durhaka. Na’udzubillah, mari kita bersihkan hati, seraya memohon ampun dan berdoa kepada Allah SWT agar dijauhkan dari sifat takabbur". Amin.

Itulah beberapa pesan singkat yang terdapat di dalam surah Maryam ayat 12-14 yang disampaikan oleh KH Azhari Abbas selaku ketua MUI Prov. Kepri, pada acara Ramah tamah di Rumah Riau, jum’at pagi tadi. Mengakhiri pembicaraannya, lagi-lagi beliau berpesan kepada kita semua mahasiswa Riau-Kepri yang sedang menuntut ilmu di Mesir ini, untuk memahami dan menyadari betul PR dan tanggung jawab kita sebagai Mahasiswa dan da'i, tentunya dengan mempersiapkan bekal semaksimal mungkin sebelum kembali dan berkiprah di daerah nantinya.  

Wallahu a’lam bis shawab.....


Syafni Agmal
19 Oktober 2012
Rumah Riau, H-9 Nasr City, Cairo

Senin, 01 Oktober 2012

Peran dan Tantangan Alumni Mesir di Riau

"Coffee Moring KSMR". Ini adalah program terbaru KSMR (Kelompok Studi Mahasiswa Riau-Mesir) periode 2012-2013. Program ini dikemas dalam bentuk bincang santai dengan tujuan untuk saling sharing ide demi kemajuan KSMR dan Riau ke depannya. Disamping itu, program ini juga bertujuan untuk membahas masalah-masalah kekinian, terutama yang berasal dari daerah tempat tinggal kita (Riau-Kepri). Coffee morning ini juga merupakan wadah silaturahim antara warga KSMR yang ada di Mesir. Sehingga diharapkan dengan adanya program Coffee Morning ini, kami (Mahasiswa Riau yang sedang menuntut ilmu di Mesir) dapat memberikan kontribusi positif bagi Riau nantinya.

Menjadi Moderator Dalam Acara Coffee Morning
Coffee Morning KSMR 29/09/2012 berbicara seputar "Peran dan Tantangan Alumni Mesir di Indonesia (Riau)".
Dari tema di atas, ada 2 kata kunci yang menjadi pembahasan utama kami. Pertama kata “Peran” dan yang kedua adalah kata “Tantangan”.

1. Peran

Peranan seseorang dapat menjadi penentu (hasil akhir) sebuah perjuangan. Ketika peran tersebut  dimainkan oleh orang-orang yang ahli dalam bidangnya, kemudian ia lakukan sesuai dengan perannya, maka akan menorehkan hasil yang maksimal. Begitu juga dengan dakwah ini. ketika dakwah dihandle oleh da’i yang mapan (baik secara ilmu dan amal) maka insya Allah hasilnya juga akan maksimal.

Sebelum kita membahas lebih jauh tentang peranan penting alumni Mesir di Indonesia terkhusus di daerah Riau dan Kepri, ada baiknya kita sedikit memahami apa dan seberapa penting  status kita sebagai mahasiswa?

Status kita sebagai mahasiswa (Thullabul ‘ilmi) memiliki 3 keistimewaan. Pertama, ditinjau dari segi agama, Thalibul ‘ilmi, mahasiswa (yang memperdalam ilmu agama) disamakan dengan pejuang Allah di medan jihad. Hal ini dijelaskan oleh Allah swt  dalam sebuah firmanNya “Falau la nafara min kulli firqatin minhum thaifatun liyatafaqqahu fiddin” (At-Taubah, 122) ayat ini sejalan dengan ayat  yang lainnya “Infiru khifafan wa stiqalan, wa jahidu bi amwalikum wa anfusikum”  (At-Taubah, 41).

Kedua, keutaman bagi seorang mahasiswa/ penuntut ilmu, diberikan jaminan kemudahan jalan menuju syurga. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah saw. “Man salaka tariqan yaltamisu fihi ‘ilman sahhalallahu lahu tariqan ilal jannah” barang siapa yang menuntu ilmu maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju syurga. Ini menandakan bahwa posisi yang sedang kita jalani ini memiliki kemuliyaan di sisi Allah swt, sehingga Rasul langsung memberikan jaminan kemudahan menuju syurga kepada para penuntut ilmu.

Yang ketiga, dari sisi sosial, mahasiswa adalah status elit yang kita sandang dan tidak ada status akademis diatas Mahasiswa. Status mahasiswa yang kita jalani saat ini menjadi daya jual yang tidak bisa dipungkiri untuk menjadi orang yang multi fungsi alias serba bisa di tengah-tengah masyarakat.

Dengan3 keistimewaan tersebut semestinya dapat memberikan kesadaran kepada kita, bahwa kita adalah manusia penting, “Agent of change” agen perubahan menuju peradaban yang lebih maju. Ketika kita sudah benar-benar memahami status kita saat ini, maka kita dapat memperbaiki diri dari segala kekurangan yang ada, sehingga kita bisa melejitkan potensi diri sebagai bekal untuk memainkan peranan penting di masyarakat nanti.

Lantas “Apa peranan penting kita ketika kembali ke tanah air nanti?”.

Kehadiran kita untuk menuntut ilmu di bumi para Nabi ini, menjadi nilai lebih di mata masyarakat, karena kita adalah harapan yang akan membangun negeri ketika pulang ke daerah nanti. Ada pesan menarik yang dititipkan kepada kita “Nahnu Ad Du'aat qabla kulli syai”  kita adalah da’I, penyeru dan titel ini ada dipundak kita sebelum kita menjadi apapun. Sebelum menjadi PNS, menjadi Anggota Dewan atau Bisnisman, yang jelas kita adalah da’i atau penyeru kebaikan bagi siapa saja yang ada disekeliling kita.

Dengan demikian kita tidak dapat memungkiri bahwa peranan yang sangat penting bagi para alumni Mesir  khususnya dan timur tengah pada umumnya adalah seoarang da’i atau berdakwah. Dakwah dalam hal ini memiliki makna yang sangat luas, tidak hanya berdiri di mimbar memberikan ceramah, tidak hanya duduk di majlis ta’lim menyampaikan pengajian, akan tetapi mencakup dari segala macam segi kehidupan. Boleh-boleh saja sebagai seorang alumi mesir menjadi bisnisman, duduk di meja dewan dan pemerintahan,  atau menjadi jurnalis propesional, akan tetapi tetap ia harus menjadi da’i penyeru terhadap kebaikan. Artinya adalah keberadaan mereka di posisi-posisi tersebut menjadi tauladan dan membawa pencerahan bagi yang lainnya.

2. Tantangan

Hal tersebut tentu sering kita alami, sebagai manusia kita tidak pernah lepas dari yang namanya tantangan atau cobaan hidup. Tidak hanya sebagai seorang alumni mesir saja, akan tetapi  setiap individu juga memilliki tantangan hidup masing-masing.

Tantangan seperti apa yang akan kita hadapi ketika berkiprah di daerah nanti?

Ada banyak hal yang dapat mempengaruhi lajunya kiprah kita sebagai alumni di tanah air nanti. Diantaranya adalah perbedaan idiologi.  Benturan pemahaman atau idiologi  kerap kali terjadi di masyarakat kita, khususnya di daerah-daerah yang tingkat pemahaman masyarakatnya tergolong rendah. Dampaknya dapat menimbulkan perpecahan, pengkotak-kotakan umat dan lain sebagainya, sehingga dapat menghambat kemajuan dan peranan penting kita di daerah tersebut. Oleh karena itu, tugas pertama kita sebagai da’i adalah merubah paradigma berfikir masyarakat terhadap semua itu.

Perbedaan idiolgi atau pemahaman sebenarnya bukanlah hal yang sangat krusial bagi kita untuk tetap bekerja dan berperan penting di  negeri yang kita cintai, karena umat yang terbaik adalah mereka yang selalu menyeru kepada kebaikan dan mencegah dari kemunkaran. Hal ini sejalan dengan firman Allah “Kuntum khaira ummatin ukhrijat linnas ta’muruna bil ma’ruf wa tanhauna ‘anil munkar” (Ali-Imran, 110). Seandainya sebagai muslim kita telah memahami ini, maka sekat-sekat antara kita akan tiada lagi dan cita-cita persatuan umat akan terwujud.

Tantangan berikutnya berasal dari level elit atau orang yang seprofesi dengan kita. Kita tidak dapat memungkiri bahwa kehadiran kita sedikit banyak nya dapat menimbulkan kesan yang tidak baik bagi segelintir orang di daerah tempat tinggal kita. Mungkin hal ini terjadi hanya di sebagain daerah tempat tinggal kita. Artinya, ini bukanlah tantangan yang sangat besar bagi kita untuk tetap melanjutkan kiprah dakwah di temapt tersebut. Untuk mengatasi hal itu maka disnilah perlu keahlian atau skil kita dalam melakukan pendekatan kepada masyarakat dan tokoh-tokoh terkemuka setempat, karena yang perlu kita sadari adalah untuk mencapai hasil kita butuh proses, waktu serta dukungan dari orang lain.

Tantangan berikutnya yang menjadi penghambat bagi kita adalah, tantangan “Ma’isyah” kehidupan(Faktor ekonomi/keuangan). Tidak sedikit diantara kita, ketika kemabli ke tanah air masih bingung bagaimna untuk mendapatkan penghidupan, sehingga ini terkadang dapat menjadi penghambat kita untuk konsisten di jalan dakwah. Oleh karena itu sebagai seorang  alumni atau da’i harus memilki cipta, karsa dan rasa, untuk menghasilkan penghasilan lain tanpa harus bergantung kepada upah profesinya sebagai seorang da’i, sehingga tidak dapat menghambat kinerja dan niat tulus kita sebagai da’i untuk berkiprah di jalan dakwah.

Mungkin di sisi lain, tantangan “Ma’isyah”  ini juga yang sering membuat alumni kita di Riau berjalan sendiri-sendiri, sehingga waktu yang tersisa untuk sekedar berjumpa atau berkumpul bersama memikirkan peran alumni di Riau sangat sedikit sekali. Hal ini tentunya dapat berpengaruh terhadap kemajuan stabilitas pembangunan di daerah kita.

Sebenanrnya tantangan terberat dalam berkiprah di negeri kita nanti adalah tantangan melawan diri sendiri. Jauh beberapa abad yang silam Rasulullah saw pernah mengatakan kepada para sahabatnya ketika usai perang badar, “Raja’na min jihadil asghar ila jihadil akbar”  kita baru saja menyelesaikan jihad kecil dan akan menuju jihad yang lebih besar lagi, sepontan para sahabat bertanya “jihad apa lagi yang lebih besar dari jihad di perang badar ini ya Rasulullah?”  Rasul menjawab “Jihadunnafsi” jihad melawan hawa nafsu. Untuk melawan tantangan terbesar ini kita butuh kesungguhan dan niat yang kokoh dari diri kita. Sadari betul peran penting yang kita miliki dan lakukan dengan sepenuh hati.

Semua tantangan tersebut insya Allah bisa kita selesaikan jika kita atasi dengan cara yang bijak, kita jalani dengan sabar dan kita lakukan dengan beransur-ansur, lamban tapi kokoh. Insya Allah jika hal ini dapat kita lakukan maka hasil akan terlihat sesuai dengan harapan. Amin.

Informasi terkini

Alhamdulillah tahun ini KSMR telah kedatangan duta negeri penuntut ilmu sebanyak 7 orang dan masih ada sekitar 4 atau 5 orang lagi. Ini kalau kita lihat dan bandingkan dengan daerah-daerah lain seperti Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Aceh dan terkhusus di Sumatera, KSMR juga termasuk salah satu kekeluargaan yang sedikit jumlah anak barunya disetiap tahun. Jika dibandingkan tahun ini saja, Anak Baru Dari Sumatera Barat mencapai 50-an orang dan setiap tahunnya berkisar antara 40-an ke atas. Sangat jauh sekali jika dibandingkan dengan Riau sendiri..

Jika dilihat jumlah pondok pesantren di Riau boleh dibilang sangat banyak. Seandainya bisa mengutus dutanya 2 orang saja per pesantren, kemudian ditraining khusus, sehingga bisa menjalani tes dengan baik dan lulus untuk kuliah ke Al Azhar, maka Riau akan memiliki generasi-generasi islami yang tidak hanya mantap secara keilmuan tapi juga kokoh dalam kepribadian inilah yang kita harapkan.  Sekarang  yang menjadi pertanyaannya adalah apakah minat santriwan/santriwati untuk menyambung studi ke Al Azhar sangat sedikit? atau tidak tau sama sekali jalurnya? atau tidak ada biaya? Waallahua’lam bishawab.

Kalau kita berkaca kepada Daerah-daerah yang kedatangan Mahasiswa Baru yang banyak setiap tahunnya, tidak lain adalah selain minat santriwan/santriwati, juga kerja keras para alumni mereka di tanah air. Sebagai Mahasiswa disini kami hanya bisa berdoa dan berharap serta menanti peran alumni dimanapun berada. Wallahua’lam bishawab.
Rumah Riau-Mesir
1 Oktober 2012

Rabu, 26 September 2012

Bandara Cairo Terlihat Begitu Indah


Di bandara international Cairo

Ini peristiwa pagi menjelang siangku. Sekitar pukul 9.30 WK, aku  mengantar senior ke bandara internasional Cairo, karena hari ini mereka kembali ke tanah air setelah menyelesaikan studinya di Al-Azhar. “Hmm… Aku kapan ya…???? Masak kalah sama senior, ya jelas aja kalah, namanya juga senior, wajar donk dia yang duluan pulang, yang sabar insya Allah akan tiba saatanya. Ini hanya masalah waktu, andai saja aku lebih dulu lahir dari seniorku, mungkin aku yang diantar mereka.hehe….Insya Allah kalau tidak ada halangan 2014 aku kembali menghirup tanah air ku Indonesia.

Hari ini aku mendapat  pelajaran berharga untuk membangkitkan kembali semangat yang mulai pudar. Disadari atau tidak, waktu akan terus berlalu tanpa pernah perduli akan nasib kita saat ini. Ia seolah berlari bahkan melompat lebih kencang dari kita, atau memang kita yang sedikit terlenan dengan nyanyian dunia.  Empat tahun bukanlah waktu yang lama untuk menyelesaikan studi di sini (Al-Azhar), tapi kalau saja empat tahun itu tidak dimanfaatkan dengan baik maka bisa berakibat fatal otomatis akan termakan usia dan nambah jatah waktu lebih lama lagi untuk tinggal di sini (Cairo). Jangan sampai..

Sungguh aku tidak mau hal itu terjadi pada diriku, rasanya sudah cukup lama merantau jauh dari keluarga tercinta dan aku ingin segera bisa berkumpul kembali bersama mereka seperti dulu lagi. kurang lebih 1 bulan lagi tepatnya bulan November umurku genap 22 tahun, hampir dari separuh umurku itu aku habiskan di perantauan. 12 tahun aku habiskan di rumah (SD), kemudian 10 tahun aku habiskan di perantauan.

Nah dari 10 tahun itu, 6 tahun aku habiskan untuk  mondok di pesantren Darel hikmah Pekanbaru yang berjarak kurang lebih 4-5 jam dari rumahku, pulang pun palingan pas libur-libur panjang aja, kemudian kurang lebih 5 bulan aku di jakarta, (itu dulu waktu aku kuliyah di sana) dan sisanya aku habiskan di Mesir  sampai detik ini.

Dulu ibuku pernah bilang “Novri ko godang dek urang, ndak dek awak ” (Novri ni besar karena orang lain, bukan karena ortu) ya maksudnya di perantauan, gitulah kira-kira.  Aku sendiri sempat tertawa sih,  mendengar perkataan ibuku yang seperti itu, tapi aku bilang ke beliau “gak apa-apa lah ma, jadi kan gak terlalu merepotkan mama” hehe. Ini semua aku lakukan karena aku ingin mandiri dan maju. Aku tidak mau tinggal di kampung,  terus berfikir seperti kebayakan orang-orang “kampung” (awam) yang tidak mau perduli dengan kemajuan alias jumud atau primitif.

Kok jadi cerita masa lalu sih,..hehe, Opzs ma’lesy (maaf),  kita kembali ke judul. Mengantar kepulangan kakanda Syafii adrad dan Rahmat fadhli ke tanah air tadi, seperti mengantongi semangat baru lagi. Ini sebagai pembelajaran bagiku, bahwa aku tidak boleh berlama-lama berada di negeri ini, sebisa mungkin tepat waktu, 4 tahun selesai dengan gelar Lc, (Mohon do’anya ya teman-teman).

Bandara cairo terlihat begitu indah bagi mereka yang pulang dengan ijzah Lc nya (S1). Gambaran  itulah yang terpancar dari raut wajah mereka. Senang bercampur sedih (Katanya sih gitu) hehe…Senang bisa kembali ke tanah air dengan gelar sarjana (Lc), dan sedih meninggalkan Negeri musa ini yang telah memberikan banyak ilmu dan pengalaman.  Beribu cerita dan pengalaman akan menjadi kenangan yang tak kan pernah terlupakan ketika kembali ke tanah air nanti, bahkan ada juga yang mengatakan itu adalah oleh-oleh yang paling ringan dan berharga untuk kerabat dan hadai taulan. Hehe (bisa aja)

Sekarang adalah saatnya bangkit dan membuktikan mimpi itu menjadi kenyataan. Aku akan melihat bandara kairo tampak begitu indah pada hari itu, pada hari kepulanganku nanti.  Hari ini aku yang mengantar seniorku, insya Allah 2014 aku yang akan diantar oleh junior dan sahabat-sahabatku, Amin. Apa yang sedang aku jalani sekarang akan selalu aku syukuri, dan apa yang sedang aku hadapi akan aku lakukan dengan spenuh hati, karena hidup memang untuk dinikmati dan disyukuri. Tidak ada yang lebih indah bagiku kecuali bisa menghadiahkan gelar Lc untuk kedua orangtuaku, keluargaku, bangsa dan agamaku. Uhibbukum giddan,,,giddan...

Semangat……!!!!!!!!!!!


Novrinaldi. S
Istana Riau, 26 September 2012
Ashar menjelang Magrib

Selasa, 25 September 2012

Jangan Ditunda-tunda..!!


Jangan tunda-tunda, terlambat sedikit saja masuk neraka selamanya.

Dapat cerita dari seorang ustadz.

Seorang imigran Arab yang menetap di Belanda menjalani profesi di samping pebisnis, ia juga sebagai seorang da’i. Suatu kali di puncak musim dingin bertepatan hari Jum’at, badai salju melanda daerah kediamannya. Biasanya setelah menyampaikan khutbah Jum’at, beliau bersama anaknya keliling ke rumah-rumah penduduk yang berada di sekitar mesjid tempat beliau shalat jum’at. Beliau menyampaikan pesan singkat tentang Islam, baik secara lisan maupun tulisan.

karena pada hari itu salju turun dengan derasnya, tentu saja dingin mencekam luar biasa. Oleh karena itu beliau memutuskan untuk tidak melakukan kegiatan seperti biasanya. Namun anaknya yang masih muda belia bersikukuh dengan semangat membara harus tetap keluar berdakwah. Ia mengatakan kepada ayahnya bahwa manusia setiap detik menuju neraka kalau kita tidak cepat mengingatkan dan memperkenalkan Islam kepada mereka. Tapi ayahnya tetap tidak mau.

Akhirnya, dengan kegigihan dan semangat seorang anak muda ia pergi sendirian menyebarkan buletin tentang Islam ke rumah-rumah penduduk. Tidak peduli dengan salju yang menerjang tubuhnya.

Beberapa hari setelah itu, pintu rumahnya diketuk seorang nenek tua, berumur 70-an tahun. Nenek itu menyatakan ingin masuk Islam. Allahu Akbar.

Ayah anak muda itu bertanya kepada si nenek, bagaimana anda mengenal Islam dan tertarik memeluknya, serta dari mana anda tahu kediaman kami ini?

Si nenek mengisahkan tentang dirinya:

Saya dulu hidup bahagia dengan suami saya. Kami tidak dikarunia anak, karena memang kami tidak ingin punya anak. Tapi beberapa hari yang lalu kebahagiaan kami sirna. Suami saya satu-satunya manusia yang mendampingi hidup saya meninggal dunia. Karena putus asa dengan kehidupan ini, akhirnya saya memutuskan ingin menyusulnya dengan cara bunuh diri.

Di saat saya lagi sibuk memasang tali untuk gantung diri, tiba-tiba pintu rumah saya diketuk orang dari luar.Saya jadi ragu, apakah melanjutkan bunuh diri atau menemui orang yang mengetuk pintu itu. Setelah bimbang beberapa saat, saya memutuskan untuk menemui orang itu dulu baru nanti melanjutkan bunuh diri. Dalam pikiran saya, barangkali ada pesan penting untuk terakhir kalinya yang akan ia sampaikan sebelum saya mati.

Ternyata ketika saya sampai di depan pintu orang yang mengetuk tadi sudah pergi. Barangkali ia bosan karena saya kelamaan membukakan pintu. Tapi ternyata sebelum pergi ia menyelipkan secarik kertas di bawah pintu. Dengan penuh tanda tanya saya melihat dan membaca isi kertas itu. Kata perkata dan kalimat perkalimat saya baca dengan teliti. Isinya sangat menyentuh hati, sehingga saya tertarik dengan agama dan ajaran yang disebutkan dalam kertas itu. Saya berharap, kesedihan saya bisa terobati dan saya tidak jadi bunuh diri. Untung di bawah tulisan itu ada alamat penyampai pesan, sehingga saya mudah menemukannya. Saya sekarang ingin berikrar dan menganut agama ini.

Allahu akbar, satu orang lagi selamat dari api neraka.

Mendengar penuturan nenek tua itu, ayah pemuda tadi jadi menggigil pucat dan terkesima. Coba kalau anaknya ikutan malas untuk tidak keluar menyampaikan dakwah Islam di waktu hujan salju itu, tentu nenek tua ini sudah terjun bebas ke neraka untuk selamanya. Semenjak itu mereka semakin semangat mendakwahkan Islam bagaimanapun kondisi alam. Dan nenek tua itu juga bisa menikmati hari tuanya di bawah asuhan komunitas muslim di sana. Selamatlah ia dunia dan akhirat, hidupnya berakhir dengan happy ending alias husnul khatimah. Alhamdulillahirabbil ‘alamin.


Oleh: Ust. Zulfi Akmal, Lc. MA.

Minggu, 23 September 2012

Dekat Dengan Sejarah

Ziarah ke Masjid Bersejarah Kairo

Lagi nunggu Bis, lama banget,..hehe
Yang dibelakang aku tu adalah Benteng Shalahudin Al-Ayubi

Di depan pintu masuk atas masjid Sultan Hasan


Sebelum masuk gerbang masjid Sultan Hasan
Bangunan kuno yg masih terlihat kokoh, Subhanallah


Indahnya......keren awi-awi lah pokoknya...hehe


Memandangi indahnya ciptaan Tuhan...hehe
Santay debentar di depan Masjid
Di Masjid Thalun Kairo
Di Atas masjdi Tholun, keren kan..??? heheh

 

Sabtu, 22 September 2012

Jadilah Seperti Mutiara yang Berharga

Kitab Fikih Mughnil Muhtaj dan Kitab Tafsir Jalalain
Kajian Rutin IKAPDH Setiap 1 Minggu Sekali

 “Bagaikan katak dalam tempurung”. Mungkin pribahasa ini sering kita dengar, tapi sedikit kita yang memahaminya. Sekedar mengingatkan kita kembali bahwa jangan pernah membatasai kemampuan dan pemikiran kita. Jangan selalu merasa cukup dengan apa yang kita miliki sekarang terutama ilmu pengetahuan. Karena ilmu tidak akan pernah habisnya dan tidak terbatas, semakin kita gali, semakin kita temukan, semakin kita serap dan kuras, bukan semakin kering dan habis, tapi justru semakin deras dan mengalir, itulah ilmu pengetahuan.

Orang yang selalu membatasi kemampuan dan pengetahuannya, yakinlah ia tidak akan mempunyai banyak ilmu dan pengalaman. Perasaan untuk membatasi diri itulah sebenarnya dinding penghambat kita, maka itu harus kita hancurkan. Hijrah, pergi, dan perpetualang lah di bumi Allah yang luas ini unutk mencari ilmu pengetahuan “Safir tajid ‘iwadan ‘an man tufariquhu, fansab fa inna ladzidzal ‘ilmi fin nasabi” tuntutlah ilmu, tinggalkan rumahmu, keluargamu, teman-temanmu, kesenangan mu, maka kamu akan mendapatkan ganti atas semua itu dan bersakit-sakitlah dahulu, karena manisnya ilmu akan terasa setelah bersusah payah.

Berbicara tentang ilmu pengetahuan, maka yang tergambar adalah sejuta keutamaan yang terdapat padanya, diantaranya adalah membebaskan manusia dari belenggu kebodohan, mengangkat derajat manusia baik di dunia maupun diakhirat dan lain sebagainya . Tidak hanya sekedar memahami keutamaan ilmu itu sendiri, akan tetapi kita mencoba untuk bagaimana kita menumbuhkan semangat dan kesadaran terhadap diri kita untuk bisa mengejar dan meraih ilmu tersebut.

Kita ini bisa diibaratkan bagaikan permata yang berada di dasar laut, yang belum bernilai tinggi kecuali setelah ia dikeluarkan dan diangkat kedarat, kemudian di bentuk seindah mungkin sehingga memiliki harga jual yang sangat mahal, yang mungkin hanya orang-orang yang ber-duit saja yang bisa memilikinya atau hanya bisa dipakai oleh pembesar-pembesar negara dan kerajaan saja. Begitulah kita, kebanyakan dari kita tidak tau potensi dan kapasitas keilmuan kita, terkadang juga selalu merasa cukup dengan keadaan sekarang sehingga kemampuan yang ia miliki pun menjadi benar-benar terbatas disebabkan karena perasaannya sendiri.

Ada ibrah yang bisa kita ambil dari sebuah permata. Lihat proses perubahan permata di atas, yang awalnya berada di bawah dasar laut, sampai kemudian bernilai tinggi yang diminati banyak orang. Ada proses perpindahan, selayaknya kita juga seperti itu. Jika kita ingin menjadi orang yang bernilai, maka jangan hanya berdiam diri saja, kita harus melakukan perubahan, hijrah dan lakukan perjalanan terutama dalam menuntut ilmu.

Abu Ishak Al-gazzi (Ulama yang berasal dari negeri Gaza) mengingatkan kita, jangan kamu merasa ta’jub kepada orang yang hanya belajar dengan satu guru saja, atau menetap di tempat tinggalnya saja, tidak mau memperluas diri dalam menuntut ilmu, seolah mengajarkan kita untuk berani melangkahkan kaki menuju pusat-pusat keilmuan yang lain, pergilah lepaskan semua kebiasaan-kebiasan yang menjadikan kita kerdil terhadap ilmu pengetahuan dan kemampuan.

Perumpamaan orang yang tidak mau mencari dan memperluas keilmuannya, ibarat orang buta yang tidak membutuhkan cahaya sebagai penerang dirinya. Kita bisa mengetahui bagaimana orang buta sebenarnya, ada atau tidak ada cahaya dan lentera, ia tetap tidak akan bisa melihatnya. sikap manusia yang seperti itu sama dengan manusia buta. Sungguh jika sikap kita benar demikian maka sangat merugilah kita karena tidak bisa melihat indahnya cahaya sedangkan kita masih memiliki mata yang sempurna.

Perumpamaan di atas secara tidak langsung menyindir kita yang masih suka membatas-batasi pengetahuan maupun kemampuan kita. Sungguh dunia Allah ini sangatlah luas, di bumi ini terdapat banyak Negara yang disana terbentang luas berbagai macam ilmu pengetahuan. Itu juga yang pernah dilakukan oleh imam Nakha’I, ia tidakpernah merasa puas dengan apa yang orang katakan, sampai ia benar-benar tau dari mana sumbernya. Dengan kata lain, untuk menghilangkan rasa penasarannya terhadap ilmu, imam Nakha’I selalu melakukan rihlatul ilmi (perjalanan mencari ilmu) sampai ia benar-benar menemukan orang yang menjadi sumber terhadap ilmu tersebut.

Kesungguhan dan ketamakan ulama-ulama terdahulu dalam mencari ilmu telah terbukti dengan lahirnya banyak karya diantara mereka yang masih kita rasakan sampai pada saat sekarang ini. sudah sepantasnya kesungguhan dan kesabaran mereka dalam menuntut ilmu menjadi cerminan bagi kita untuk semakin bersemangat lagi. Karena semua kebaikan yang kita lakukan terhadap ilmu itu bernilai ibadah. Inilah yang pernah disampaikan oleh Mu’adz Radiyallahu ‘Anhu, “Pelajarilah ilmu pengetahuan, karena mempelajarinya adalah sebuah kebaikan, menuntut ilmu itu adalah sebuah ibadah, mengulang-ulang ilmu (pelajaran) itu adalah tasbih, pergi mencari ilmu adalah jihad, mengajarkannya kepada orang lain adalah sedekah.

Imam ‘Ali karamallahu wajhah juga pernah mengatakan “Al-‘ilmu khairun minal mal, al-‘ilmu yahrusuka, wa anta tahrusul mal”. Ilmu itu lebih baik dari pada harta, karena ilmu akan menjagamu, sedangkan harta, engkau yang akan menjaganya. Sungguh luar biasa keutamaan yang kita dapatkan terhadap ilmu, mulai dari usaha mencarinya sampai kita mendapatkannya.

Saya rasa kita sepakat bahwa tidak ada alasan lagi untuk menolak dan berpangku tangan terhadap ilmu, kita butuh usaha untuk meraihnya, jangan belenggu diri kita dengan membatasi pemikiran dan kemampuan kita, serta jangan hanya merasa puas dengan keadaan dan ilmu yang kita miliki sekarang, tapi selalulah merasa haus dan tamak terhadap ilmu dan pengetahuan.



Mudah-mudahan selalu konsisten di jalan Ilmu, Amin


Cairo, 10-03-2012

Galery IKAPDH

Galery Bersama Teman-teman DeHa
Makan bersama di Azhar Park
(Indahnya Kebersamaan)

Kumpul di Hadiqah Azhar (Al-Azhar park)
haha,...serem Ah...::)






IKAPDH Keren...hehe

About Me

Masjid Al-Azhar Kairo

Nama    : Novrinaldi Sapni
TTL      : Titian tinggi, INHU-Riau, 1 November 1990
              anak pertama dari 4 bersaudara.

*Riwayat pendidikan:

~SD 022 Titian tinggi INHU  2003
~Mts Darel Hikmah Pekanbaru 2006
~MA Darel Hikmah Pekanbaru 2009
~UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2009
~S1 Al-Azhar Universiy Cairo, fakultas Hukum, jurusan Hukum islam (2010-Sekarang)



*Keorganisasian

~Ketua IPM (Ikatan pengurus Muhadarah) Ponpes Darel Hikmah 2006-2007
~Wakil ketua OSDH (Organisasi santri darel hikmah) 2007-2008
~Ketua Remaja Masjid Darel Hikmah 2008-2009
~Bagian sosial KSMR (Kelompok Study Mahasiswa Riau Mesir) 2010-2011
~Ketua IKAPDH Mesir (Ikatan Keluarga Alumni PonPes Darel Hikmah) 2010-2012
~Kru Buletin Al-Jauhar bagian Reportase 2010-2011
~Pemred Buletin Al-Jauhar KSMR Mesir 2011-2012
~Koordinator Pendidikan KSMR (Kelompok Studi Mahasiswa Riau) 2012-2013
~Ketua Kelompok Studi Mahasiswa Riau Mesir (KSMR) Periode 2013-2014


*Prestasi

-Juara 1 lomba pidato bahasa indonesia antar MTS se kecamatan Tampan 2005
-Juara Harapan 3 MTQ Cabang Hifdzil Qur'an 1 juz putra Tk. Kab. Bengkalis  2005
-Juara 2 MTQ Cabang Syarhil Qur'an Tk. Kab. Kampar 2007
-Juara 2 MTQ Cabang Syarhil Qur'an Tk. Kota Pekanbaru 2007
-Juara Harapan 3 MTQ Cabang Syarhil Qu'an Tk. Prov. Riau di Pelalawan 2007
-Juara 1 lomba pidato bahasa Indonesia antar Pondok Pesantren Tk. Kota Pekanbaru 2007
-Juara 1 lomba pidato bahasa Indonesia antar Pondok Pesantren Tk. Provinsi Riau 2007
-Juara 2 lomba pidato bahasa Indonesia antar Pondok Pesantren Tk. Nasional di Samarinda (Kaltim) 2007
-Juara 1 lomba pidato bahasa Indonesia (Da'i cilik) Se-Provinsi Riau 2007
-Juara Harapan 1 lomba pidato bahasa Indonesia (Yang diadakan oleh PUSWIL Riau) 2008
-Juara 1 lomba pidato bahasa Arab (Yang diadakan oleh UIN SUSKA) se-kota Pekanbaru 2008
-Juara 1 MTQ Cabang Syarhil Qur'an antar PTPN Se-Sumatra di Lampung 2008
-Juara 1 MTQ Cabang Syarhil Qur'an Tk. Kota Pekanbaru 2008
-Juara Harapan 1 MTQ Cabang Syarhil Qur'an Tk. Prov. Riau di Siak 2008
-Finalis lomba pidato bahasa Indonesia antar mahasiswa Indonesia di Mesir 2010
-Juara 3 MTQ Cabang Syarhil Qur'an antar mahasiswa Indonesia di Mesir 2011




"Menembus batas, menggapai impian"
..................
(Setia pada proses. Fokus sama impian)
..................
"Manusia-manusia besar lahir karena cita-cita yang besar pula"
..................

Jumat, 21 September 2012

Ziarah Menambah Berkah

DI depan Masjid Sultan Hasan Kairo
Tanggal 20, hari Kamis kemarin adalah perjalanan yang melelahkan tapi meng-asyikan bagi kami. Perjalanan mengitari kota Kairo di tengah terik panasnya matahari memberikan kesan yang tak kan terlupakan. Ziarah ke masjid-masjid bersejarah di kota Kairo. Rutenya masjid Sulatan Hasan, masjid Ali-Arrifa’i, masjid Thalun dan terakhir Masjid Amru bin ‘Ash.  Walalu aku sudah beberpa kali berkunjung ke tempat bersejarah ini, tapi hatiku tak pernah merasa bosan untuk berkunjung ke yang sekian kalinya. Aku berangkat bersama 4 orang pribumi, (heheh,..don’t marah bro) maksudnya dengan 4 sahabat-sahabat baikku.

Ada 3 kakak kelasku yang udah bertahun-tahun tinggal di Mesir, tapi belum pernah menginjak kan kaki ke masjid-masjid tersebut, jadi aku diminta untuk menjadi guide mereka, ya jadi guide tanpa bayaran lah…hehe. Tapi tak apa lah bisa nemenin mereka sampai ke tempat itu saja udah seneng banget. Bisa saling berbagi, berbagi apa…?? Ya berbagi capek lah, soalnya jalan kaki dari satu masjid ke masjid lainnya, jadinya mereka banyak ngeluh..hehe. Ya salah mereka juga sih, kan judulnya “Jalan-jalan” ya emang jalan kaki beneran deh jadinya…heheh. Tapi gak segitunya lah yang jelas berbagi pengalaman dan pengetahuan.


Bagi kami rihlah ke masjid-masjid bersejarah memberikan energi positi f tersendiri. Bagaimana tidak, bangunan yang dibangun ratusan bahkan ribuan tahun yang lalu, masih tampak kokoh berdiri di atas bumi Allah ini (Mesir) dan ini adalah bagian dari ayat-ayat Allah yang tersirat. Jika kita mampu membaca ayat-ayat Allah tersebut kita akan menjadi hamba yang selalu mengagungkan kebesaran dan kemahakuasaanNya. Itu salah satu dari hikmah kita membaca tanda-tanda kekuasaan Allah, tidak ada kekuasaan yang kita miliki, bahkan kita ini sama sekali tidak ada yang kemudian diadakan olehNya, maka tidak ada alasan untuk menyombongkan diri di hadapan Allah swt.

Dengan mengunjungi tempat-tempat yang bernilai sejarah ini, kita juga dapat mempelajari bagaimana kesungguhan dan kepedulian para pendahulu kita dalam menegakan islam, berjuang dengan sepenuh hati untuk menyebarkan risalah ini. Hal ini terbukti dengan dibangunnya masjid-masjid yang menjadi sentral kegiatan kaum muslimin ketika itu, karena masjid adalah rumah Allah baitullah, maka hamba-hamba yang masuk ke dalam rumah Allah adalah tamu-tamunya yang insya Allah juga dimuliakan olehNya.

Jika kita berkunjung ke masjid Sultan Hasan, maka akan kita temukan 4 bilik atau ruangan di dalam masjid tersebut yang dulunya digunakan sebagai tempat halaqah-halaqah ilmu. Ruangan tersebut memilki 4 nama yang di nisbatkan dengan nam-nama imam 4 Madzhab, ada ruangan Imam Hanafi, ruangan imam Malik, ruangan imam Syafi’i dan ruangan imam Hambali.


Masjid sulatan Hasan berdampingan dengan masjid imam Ali Ar-Rifa’i. masjid ini juga tidak kalah tuanya dengan masjid sultan Hasan. kebanyakan dari kita menamakan kedua masjid ini dengan sebutan masjid kembar, karena letaknya yang berdampingan dan bentuknya yang tidak jauh berbeda. Hal yang luar biasanya lagi, kedua masjid kuno tersebut masih dimanfaatkan untuk kegiatan ibadah sehari-hari, seperti shalat 5 waktu dan lain-lain. Jadi para pengunjung bisa menikmati shalat dengan suasana lawas seperti berada pada zaman dahulu. (hehe…lebay)

Setelah mengabadikan diri alias berfoto-foto ria di dua masjid ini, kami langsung menuju ke masjid Sultan Thalun yang  berjarak kira-kira 1 Km dari masjid Sultan Hasan. Masjid ini adalah masjid tertua ke-3 yang berada di mesir. Walau sudah begitu tua, tapi khas nya masih terlihat jelas. Menara masjid ini terlihat unik dengan tinggi sekitar 30 meter dilengkapi dengan tangga melingkar sampai ke ujung menara. Setiap pengunjung diperbolehkan naik ke atas menara, jadi kita bisa melihat keindahan kota kairo dari atas menara tersebut.

Inilah Masjid Thalun tampak dari dalam. dan sebelah kanan ku itu menaranya

Di masjid Thalun inilah aku bertemu dengan sobat lamaku ketika aku berada di Inggris dulu. Cie…cie….hahah (Astagfirullah bohong). Namanya Mustakim, aku kira dia orang Afrika karena warna kulitnya agak kehitam-hitaman, eh taunya dia orang Inggris, bahasa Inggrisnya keren banget (ya jelas lah, namanya juga orang Inggris) maksud gw bahasa Arabnya juga lumayan keren, dia mampu berbicara dengan baik menggunakan bahasa nenek moyangku (Bahasa Arab). Salut..salut..


Perjalanan kami tidak cukup sampai di Thalun. Selanjutnya kami menuju masjid Amru bin ‘Ash. Masjid tertua di Mesir dan Afrika, masjid ke-4 tertua di dalam Islam setelah masjid Quba, Nabawi, Basrah dan masjid tertua ke-6 di dunia setelah masjid Al-Aqsa, masjid Al-Haram, masjid Quba, masjid Nabawi, masjid Bashra. kira-kira seperti itu lah,..heheh

Masjid ini dibangun oleh sahabat nabi ‘Amru bin ‘Ash beserta beberapa orang sahabat lainnya ketika melakukan expansi  Islam ke negeri Fir’aun ini, tepatnya di kota El-Fustat beberapa abad yang silam. Di setiap malam ke-27 Ramadhan masjid ini menjadi tempat yang sangat dinanti-nantikan oleh masyarakat muslim Mesir khususnya dan muslim dunia pada umumnya, karena pada malam itu syeikh Jibril (Imam kebanggaan mereka) memimpin shalat taraweh dengan suaranya yang syahdu dan terkenal dengan Qunutnya yang lama.

Setelah melaksanakan shalat Asar berjama’ah di masjid ini, kami berbincang-bincang dengan Muhammad (orang Mesir) tentang keadaan umat muslim indonesia dan mesir dewasa ini, yang menarik bagiku adalah ketika berbincang-bincang dengannya dia terlihat faham betul dengan kondisi islam dan sejarah islam di Mesir ini, meskipun itu bukan jurusannya di perkuliahan. Setelah lama ngobrol bareng dia, kita akhirnya pamit karena waktu sudah semakin petang. Sebelum kami pulang dia minta foto bareng kita-kita, jadi kayak artis aja nih, hehe…

Bersama Muhammad (Ber jas) di Masjid Amru bin 'Ash
Perjalanan kami cukupkan sampai di Amru bin Ash. Selanjutnya kami menuju istana masing-masing. Hehe. Tapi yang jelas perjalanan hari itu seru banget, pengalaman, pelajaran, perkenalan, lengkap deh pokoknya, tidak sekedar ziarah, tapi juga menambah berkah silaturahim antar sesama muslim. Mudah-mudahan di lain kesempatan kita bisa berkunjung lagi ke masjid-masjid tersebut dan tempat bersejarah lainnya. Amin..


Cairo, 21 September 2012
H-9, Rumah Riau. 
 


 

Rabu, 19 September 2012

Tugas Baru Semangat Baru


“Selamat bertugas, semoga Allah selalu membimbing dan memudahkan langkah kita, Amin”. Begitulah kira-kira Seuntai do’a yang terucap  dari wakil presiden PPMI (Persatuan Pelajar Mahasiswa Indonesia Mesir) ketika melantik DP KSMR (Dewan Pengurus Kelompok Studi Mahasiswa Riau Mesir) periode 2012-2013. Tepatnya hari Rabu tanggal  19 September 2012, resmilah sudah DP KSMR melaksanakan tugasnya untuk satu tahun kedepan. “Ini baru langkah awal kita untuk berbuat dan mengabdi kepada KSMR, saya berharap mudah-mudahan kita tetap kompak selalu, karena kita ini adalah tim, jadi kerjasama sangat diperlukan untuk kemajuan bersama” ungkap ketua KSMR ust. Arzil Yusri dalam sambutanya.

Suasana sore itu juga begitu hening ketika mendengar sambutan dari wapres PPMI yang juga sebagai kakanda kami dari Riau di sini, ust. Delfa hariadi. Dalam sambutannya beliau menyampaiakan pesan untuk pengurus KSMR ke depan, “Dalam berorganisasi kita harus banyak-banyak bersabar, karena bagaimanapun juga dalam organisasi akan ada kendala yang suatu saat akan kita hadapi. Berusahalah untuk selalu baersabar dan ikhlas dalam menjalankan roda organisasi ini, agar semua amal perbuatan kita dabat diterima sebagai nilai ibadah di sisi Allah swt”.

Sore itu juga kami disuguhkan pesan yang sangat menyentuh hati dari Dewan konsultatif KSMR Brother Sugianto yang sempat hadir untuk menyaksikan langsung acara pelantikan DP KSMR. Beliau berpesan bahwa “Sehebat dan sekuat  apapun anda, anda tidak akan bisa berjalan sendiri, karena anda pasti membutuhkan seseorang untuk mendampingi anda” tidak cukup sampai disitu, lebih tegas beliau menyampaikan “Mungkin anda bisa lolos dari tanggung jawab terhadap sesama manusia, tapi ketahuilah anda tidak akan pernah bisa lolos dari pengadilan Allah (Tuhan yang maha Esa). Subhanallah, hati ini jadi semakin takut jika amanah terabaikan. Astagfirullah, beri kami kekuatan ya Allah..amin

Pelantikan (Pengambilan sumpah jabatan)

Inilah teks sumpah jabatan DP KSMR periode 2012-2013.

بسم الله الرحمن الرحيم
اشهد ان لا اله الا الله و اشهد ان محمدا رسول الله


Dengan memohon perlindungan kepada Allah SWT yang maha pengasih dan penyayang, kami berjani:

1. Akan bersungguh-sunguh menjalankan kewajiban sebagai DP KSMR periode XXIII Masa bakti 2012-2013 dengan ikhlas, jujur dan tanggungjawab.
2. Senantiasa mendahulukan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dalam menjalankan tugas sebagai DP KSMR periode XXIII Masa bakti 2012-2013.
3. Selalu berpegang teguh pada disiplin dan pedoman organisasi KSMR.

Dengan disaksikan oleh Allah swt, Dewan penasehat dan anggota, Dewan konsultatif serta yang hadir, maka pada hari ini:

Rabu  19 september 2012, saudara/I sekalian telah resmi dan sah sebagai Dewan Pengurus KSMR  periode XXIII Masa bakti 2012-2013.

Sekian, selamat bekerja semoga Allah SWT selalu memudahkan segala urusan kita Amin.
Suasana Saat Sumpah Jabatan

Semangat baru kembali terpatri untuk mengawali tUgas dengan semnagat baru. Wajah-wajah yang tadinya terlihat agak ragu untuk mengemban amanah, akhirnya berubah dengan senyuman manis yang memberikan energi positif untuk mulai mengawali tugas. Pelantikan usai, kemudian acra dilanjutkan dengan shalat magrib berjama’ah dan makan malam. Sebagai bukti semangat baru yang kami kantongi, setelah makan malam kami langsung merapat kembali untuk membahas Raker (Rancangan kerja) untuk 1 semester ke depan. Maisng-masing bagian saling berdiskusi untuk membahas planing mereka, kemudian baru kita clear kan bersama di forum.  Inilah hasil dari Raker (Rancangan Kerja) kami dari bagian pendidikan dan kerohanian.

Hasil Raker (Rancangan Kerja)

Program kerja Departemen pendidikan KSMR selama 1 semester.

1. Mengadakan pelatihan Al-Qurán (Tajwid dan Zakat)
2. Mengadakan kajian bulanan KSMR (Kajian Pemikiran)
3. Mengadakan program Coffe morning KSMR seminggu sekali
4. Mengadakan peringatan hari besar islam
5. Mengadakan Fushul taqwiyah (Bimbel, minimal 1 bulan sebelum ujian term 1)
6. Mengadakan Malam bina rahani di akhir semester
Suasana Rapat
















Itulah 6 program bagian pendidikan yang insya Allah akan kita jalankan untuk satu semster ke depan. Enam program ini akan kita bicarakan juga ke Dewan Penasehat dan Dewan Konsultatif KSMR agar lebih maksimal lagi. Harapan kami, mari sama-sama kita sukseskan program yang sudah kita, demi kemajuan bersama. Semoga Allah swt selalu memberikan taufik dan kemudahan kepada kita semua Amin.

Tugas baru semangat baru…Bravo KSMR…..>>


Cairo, 19 September 2012

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More